Ferret
Di negara yang persepsi terhadap satwanya telah maju, ferret telah lama menjadi hewan piaraan sehingga bukan tergolong hewan eksotik lagi. Di Indonesia hewan ini masih langka dan belum biasa dijadikan hewan kesayangan. Namun, karena kelincahan dan intelegensianya, di kemudian hari hewan pengerat ini berpotensi untuk masuk dalam jajaran hewan kesayangan.
Kesempatan hidup ferret umumnya 9—10 tahun. Di negara empat musim, berat badannya turun naik tergantung musim yang sedang berjalan. Di musim gugur berat badannya bertambah 30—40% karena pertambahan timbunan lemak di bawah kulit. Secara alami hal ini bermanfaat untuk melindungi tubuh dari kedinginan. Berat badan ini akan normal kembali pada musim semi.
A. Daya Tarik Ferret
Yang menjadi daya tarik:
— gemar berlarian dan bermain-main dengan sangat lincah
— suka mengejar burung
— mudah diajarkan buang air di suatu tempat
Ferret merupakan hewan yang menarik hati dan mengundang perhatian. Gerakannya aktif dan gesit seakan ingin tahu segala sesuatu. Pemilik yang terkadang melepaskan ferretnya bermain-main di dalam rumah harus memastikan tidak ada celah yang dapat dimasukinya. Oleh karena sebagai hewan pengerat, harus dipastikan tidak ada benda-benda dalam rumah yang dapat dikeratnya.
Hobi ferret yang dapat dianggap menarik atau sebaliknya menjengkelkan adalah menangkap burung. Pemilik ferret yang juga sebagai pemelihara burung terkadang senang melihat ferret yang mengejar burung peliharaannya. Namun, sebaiknya pemilik burung harus waspada dengan hal ini. Agar burung tidak mudah ditangkapnya, di leher ferret diberi bel yang dapat berbunyi bila lari mengejar burung. Akibat bunyi tersebut, burung akan lari dan ferret akan berusaha mengejar burung tersebut.
Sebagai hewan kesayangan, ferret mudah diajarkan buang air besar atau kecil dalam kotak. Apalagi ferret memiliki kebiasaan hanya ingin buang air di suatu tempat yang disukainya. Oleh karena ingin selalu bergerak maka akan sangat menyenangkan pemilik kalau kotak tersebut dilengkapi pintu masuk dan keluar serta disediakan beberapa buah dalam satu kandang. Dengan kotak tersebut ferret dapat bermain-main dan berlarian keluar-masuk kotak. Gerakan lincah tersebut sangat menyenangkan untuk dilihat.
B. Jenis yang Disukai
Yang banyak dipelihara:
- ferret ficth
- ferret albino
- fenet siamese
Ferret merupakan hewan sejenis berang-berang dan mempunyai hubungan erat dengan musang, cerpelai, anjing air, dan badgers. Nenek moyang ferret diperkirakan adalah hewan liar yang disebut weasel alias polecat eropa. Meskipun demikian, ferret bukanlah hewan liar.
Umumnya ferret diheri nama dan tipe berdasarkan warna bulunya. Ada tiga jenis ferret yang sangat digemari. Ferret ficth, salah satu varian yang sangat populer, berwarna kuning tua dengan wajah bertopeng warna hitain (termasuk loreng hitam pada kaki dan ekor). Ferret albino alias buic memiliki bulu putih dengan mata indah berwarna merah muda . Selain itu, ada pula ferret siamese yang penampilannya mirip kucing siam.
C. Kandang dan Perlengkapannya
Syarat kandung:
- tidak mempunyai celah
- bukan dari bahan yang mudah lapuk atau muda.h dikerat
- memiliki ventilasi
Tubuh yang memanjang dengan artikulasi sendi yang luwes membuat ferret mampu melepaskan diri melalui celah yang sempit sekalipun. Jendela, sambungan-sambungan, dan jeruji yang mudah dikuakkan harus sesering mungkin dikontrol. Ukuran kandang memang belum ada standar tertentu, hanya saja makin luas kandangnya makin baik bagi ferret.
Ventilasi udara dalam kandang harus lancar. Sinar matahari, terutama pagi liari, barus dapat masuk ke sebagian areal kandang. Sinar ini penting untuk kehangatan, mengeringkan bagian kandang yang basah, mematikan bakteri dan kuman, serta sumber sinar ultraviolet yang berguna untuk mensintesis vitamin D. Bila sulit mendapatkan sinar matahari, kandang dapat diberi lampu ultraviolet artifisial yang dinyalakan selama 10—12 jam setiap harinya.
Kandang perlu dilengkapi kotak buangan (litter box) karena ferret mudah diajarkan buang air besar atau kecil di dalamnya. Kotak buangan yang dilengkapi pintu keluar-masuk sangat digemarinya. Bila kandang cukup luas, dapat disediakan lebih dari satu kotak agar ferret dapat bermain-main dengan lincahnya.
Ferret menyukai tidur di tempat yang relatif sempit, tetapi nyaman dan aman. Untuk keperluan tersebut, dalam kandang dapat disediakan kotak khusus untuk tempat tidurnya. Oleh karena ferret senang tidur dengan berselimut maka berikan kain handuk tebal sebagai tempat menyusupkan tubuhnya. Alas tidurnya pun dapat berupa kasur dari gergajian kayu atau karpet berbulu tebal.
Tempat makan dan minum ditempatkan sedemikian rupa agar tidak mengganggu aktivitas ferret, tidak mengotori lantai, dan mudah dijangkau. Peralatan tersebut harus mudah dibersihkan dan tidak rnenimbulkan alergi bagi ferret sehingga bahan gelas atau keramik berbentuk cawan akan lebih cocok.
Ferret, apalagi yang masih muda, sangat senang menyelusup ke pipa atau selang plastik. Oleh karena itu, siapkan pipa atau selang plastik agar perilakunya tersebut tetap dapat dilakukannya.
D. Makanan
Makanan ferret ikan, daging, telur rebus, buah, sayur
Makanan yang paling baik: makanan kering bentuk pelet
Makanan kucing buatan pabrik sangat disukai ferret. Makanan kering bentuk pelet lebih baik daripada makanan kaleng yang basah. Makanan kering dapat melatih gusi, membersihkan gigi, dan tidak banyak tertinggal di celah-celah gigi. Makanan di celah gigi mudah mengundang lalat dan cepat busuk. Sementara makanan basah sangat mudah tertinggal di celah gigi. Bahkan makanan basah kandungan lemaknya terlalu tinggi dan sering mengandung bahan aditif yang menyebabkan gangguan fiingsi organ.
Walaupun punya kelebihan, bukan berarti makanan kering tidak ada kekurangannya. Makanan kering mengandung vitamin B kompleks dan vitamin C yang sudah rusak, bahkan sudah hilang. Untuk mengatasi hal ini, ke dalam makanan kering ditambahkan makanan tambahan. Makanan tambahan sumber protein hewani berupa daging, ikan, atau telur rebus yang diberikan secara bergantian. Daging dan ikan harus bebas tulang.
Makanan tambahan sumber vitamin dan mineral berupa buah dan sayur. Jika buah dan sayur diberikan, tidak perlu lagi diberikan tambahan vitamin dan mineral. Tambahan vitamin dan mineral hanya diperlukan dalam keadaan khusus seperti ferret sedang bunting, sakit, atau stres.
E. Pemeliharaan
Hal yang perlu dilakukan:
— gunakan sarung tangari saat akan memegangnya
— berikan pengenal agar tidak mudah hilang
— perhatikan kondisi tubuhnya agar tetap prima
1. Menguasai ferret
Meskipun tergolong hewan hiperaktif, ferret mudah ditangkap dan dikuasai dengan kedua tangan. Cara memegangnya seperti memegang kelinci, yaitu tangan satunya memegang kedua kaki depan dan tangan lainnya memegang kaki belakang. Pegangan demikian akan terasa nyaman, tidak menyakitkan, dan tidak mudah membuat ferret jatuh.
Bila meronta-ronta, ferret dapat ditenangkan dengan cara diletakkan di meja di atas kaki-kakinya sambil bagian leher (tengkuknya) ditekan ringan ke meja. Cara ini diperlukan saat harus melakukan pemeriksaan fisik, melakukan vaksinasi, mengambil sampel darah, dan sebagainya.
2. Tidak menimbulkan suara
Ferret hampir tidak bersuara dalam usahanya melepaskan diri atau menyelusup karena tubuhnya diselimuti bulu tebal yang berfungsi sebagai peredam suara. Kukunya pun dapat disembunyikan dalam kantung kulit kuku. Akibatnya ferret dapat menghilang tanpa terdengar suara apa pun.
Disarankan ferret diberi tali leher yang lunak dan enteng, tetapi bukan dari bahan metal. Pada tali tersebut dipasangkan bel atau kelintingan maupun tag (tanda pengenal) yang memuat nama dan nomor telepon Anda. Tanda pengenal dan tali leher sebaiknya berwarna mencolok seperti hijau, oranye, atau pink agar mudah terlihat.
3. Problem kesehatan
Problem kesehatan pada ferret dapat disebabkan oleh virus, parasit, bakteri, maupun sebab lain. Berikut dijelaskan beberapa penyakit yang sering dijumpai pada ferret.
a. Distemper anjing
Ferret amat rentan terhadap penyakit distemper anjing yang disebabkan virus Canine distemper. Penyakit ini amat fatal. Tingkat kematian yang ditimbulkannya hampir 100%.
Bila virus menyerang, setelah 7—10 hari kemudian akan terlihat gejalanya, yaitu demam, tidak mau makan, keluar ingus kental dari hidung, dan keluar belek kental dari mata.
Antara 10—12 hari kemudian timbul kelainan kulit menyerupai eksem, terutama di bagian bagian bawah dagu dan selangkangan. Bagian jaringan tanduk hidung dan teracak kakinya menebal, mengeras, dan Pecah-pecah. Setelah 3—4 minggu kemudian, penderita dapat mati merana.
Penderita diberi infus gula, antibiotikum, dan roboransia untuk membantu daya tahan tubuh. Pencegahannya dengan vaksinasi distemper anjing. Vaksin pertama diberikan saat ferret berumur 6—8 minggu bila induknya sudah divaksinasi.
Pada umur tersebut kekebalan dari induknya telah hilang. Setelah 2-3 minggu dari vaksin pertama, dilakukan vaksinasi kedua yang kemudian diulang setiap tahun.
Ferret dari induk yang belum divaksinasi, pemberiannya saat berumur 4—6 minggu, lalu diulang berselang 3-4 minggu selama tiga kali. Sesudah itu, vaksinasi berikutnya dilakukan setiap tahun.
b. Rabies
Ferret dapat tertular rabies (penyakit anjing gila) sehingga disarankan agar diberi vaksin rabies setelah umurnya 3 bulan. Vaksinasi rabies dilakukan secara teratur setiap tahun. Penyakit ini bersifat zoonosis (menular ke manusia). Oleh karenanya, ferret yang diimpor perlu diobservasi dalam karantina sebelum mulai dipelihara.
d. Penyakit parasit
Pinjal (flea) dan kudis (mites) merupakan ektoparasi pada ferret. Sementara endoparasit bersel satu (protozoa) yang dilaporkan menyerang ferret adalah Giardia sp. dan Coccidia sp. Keduanya menyebabkan penyakit berak berdarah.
Ferret sangat rawan infeksi cacing jantung (Dirofilaria immitis). Larva cacing jantung terdapat dalam peredaran darah penderita. Penularan berlangsung saat nyamuk menggigit mangsa lain.
Kandang dibebaskan dari nyamuk dengan penyemprotan obat ‘anti nyamuk di waktu-waktu tertentu. Ferret diberikan obat antiparasit, tetapi jangan diberikan obat anticacing jantung atau kalung antiparasit.
d. Penyakit bakteri
Infeksi bakteri pada ferret adalah bakteri butulisme, mikobakteri tuberkolosis, dan campylobakteri fetus. Bakteri campylobakteri fetus menimbulkan penyakit disentri, tetapi berbeda dengan disentri yang ditimbulkan oleh protozoa. Infeksi yang ditimbulkan oleh bakteri-bakteri tersebut adalah infeksi sistemik yang menyerang sistem tubuh. Namun, adakalanya bakteri hanya menginfeksi jaringan luar saja yang disebut infeksi topikal. Infeksi topikal dimulai dari luka di jaringan kulit yang akhirnya menjadi abses. Abses tersebut dapat pecah dan menjadi luka terbuka.
Infeksi sistemik memerlukan antibiotika sistemik melalui mulut, sedangkan infeksi topikal cukup dengan antibiotika topikal berupa salep atau serbuk.
e. Kelengar panas
Tubuh ferret diselimuti bulu tebal sehingga kurang mampu mengatur suhu tubuhnya bila ada perubahan iklim yang ekstrem. Suhu lingkungan yang tinggi, misalnya sampai 32° C, yang disertai ketiadaan air minum dapat mengakibatkan ferret mengalami kelengar panas (heat stroke). Kalau tidak segera ditolong, hal ini dapat menyebabkan kematian.
Bila hari panas sebaiknya kecukupan air selalu dikontrol. Lebih baik lagi bila dilakukan penyemprotan air secara lembut ke tubuh ferret dan kandangnya.
f. Batu saluran kencing
Batu ginjal atau kandung kencing menyumbat proses penyaringan urine. Adanya batu ginjal sulit diketahui secara klinis, hanya dapat diketahui melalui pemeriksaan laboratortum dan sinar rongent.
Gejalanya antara lain nafsu makan menurun, sakit dan bengkak di perut bagian belakang, kandung kencing terasa keras, muntah, air kencing keluar sedikit dan ada darahnya, serta tampak gelisah.
Pencegahan ponyakit ini hanya melalui diet khusus. Untuk menghambat terbentuknya batu ginjal, berikan makanan kucing buatan pabrik berkode U/D atau C/D.
g. Tumor
Salah satu jenis tumor yang pernah ditemukan adalah tumor perangsang sekresi hormon insulin. Insulin merupakan hormon pengendali kadar gula dalam darah. Akibat tumor ini kadar gula darah menurun sehingga mengakibatkan depresi, kelemahan, perubahan perilaku, dan kadang-kadang kejang. Pencegahan dan pengobatannya hanya dapat dilakukan oleh dokter hewan.
F. Membiakkan Ferret
Dewasa kelamin ferret jantan:
— bau khas dari kelenjar hormon
— dari dubur keluar kelenjar anal yang sangat berbau
Dewasa kelamin ferret betina:
— alat kelamin membengkak
— keluar lendir dari alat kelamin
Ferret jantan dua kali lebih besar dari betina. Baik jantan dan betina, dewasa kelamin dicapai antara umur 6—7 bulan. Bau di daerah dubur pada ferret jantan dapat dikurangi dengan absorben seperti zeolit yang ditaburkan dalam litter box atau dengan obat antibau seperti No-odor atau Odorless Kits. Sementara kelenjar anal dapat dihilangkan melalui operasi.
Ferret betina dapat mengalami berahi lebih dari sekali dalam satu masa kawin (polyestrus). Akibatnya betina yang tidak dikawinkan akan tetap berahi selama 5—6 bulan. Polyestrus dapai dikurangi selama 1—2 bulan dengan suntikan hormon 10 hari sejak permulaan estrus. Namun, terapi ini jangan selalu dilakukan karena dapat terjadi tumor/kanker, kencing manis, kebotakan, radang rahim bernanah, dan perubahan porilaku.
Betina yang terus rnengalami haid atau pendarahan dapat kehilangan banyak darah sehingga dapat menderita anemia, sakit sumsum tulang belakang, serta defisiensi protein, vitamin, dan mineral. Akibatnya ferret mudah terserang penyakit. Untuk itulah, ferret betina perlu mendapat tambahan protein, vitamin, dan mineral.
Masa bunting betina terjadi selama 42—44 hari. Jumlah anak sekali melahirkan 2—17 ekor (rata-rata 8 ekor). Sehingga adakalanya pemelihara tidak menghendaki kehadiran anak ferret. Untuk itu, ferret perlu disterilisasi saat masih berumur 6—8 bulan. Sterilisasi hanya dapat dilakukan oleh dokter hewan melalui operasi.
Makanan bayi ferret sebaiknya yang lembut. Setelah umur 2 minggu, barulah bayi ferret diberi makanan agak keras karena gigi sudah mulai tumbuh. Jika akan dijual, sebaiknya umur bayinya 4—8 minggu.
(Sumber: doveindonesia.wordpress.com)
No comments:
Post a Comment